Desa Wisata Buwun Sejati Bangkitkan Ingatan

Resmi, satu lagi desa wisata lahir di Pulau Lombok. Desa Buwun Sejati yang terletak di Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat sah menjadi sebuah desa berbasis pariwisata.

DSC01770
Wakil Gubernur NTB dan Bupati Lombok Barat di acara peresmian desa wisata Buwun Sejati

Tepatnya Sabtu, 27 Januari 2018 bertempat di Balai Desa Buwun Sejati, acara peresmian dihadiri oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Bapak Muhammad Amin, Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid berserta stakeholder pariwisata Lombok.

Desa Buwun Sejati memiliki potensi wisata yang diberadayakan dengan baik oleh masyarakat. Berbagai potensi wisata tersebut antara lain, kesenian, kerajinan tangan, budaya, keharmonisan antar umat beragama dan keindahan alam. Paket lengkap yang dimiliki Desa Buwun Sejati tak ayal mampu jadikan desa tersebut sebagai destinasi wisata unggulan baru di Lombok Barat.

Dan mari bergeser sedikit, pada konsep desa wisata yang sejauh ini saya tahu -saya dapatkan sedikit ilmu tentang desa wisata saat duduk di bangku perkuliahan. Desa wisata merupakan sebuah desa atau kawasan yang digagas oleh kelompok sadar wisata. Tujuan dari dibentuknya sebuah desa wisata secara garis besar adalah untuk mensejahterakan warga desa juga sebagai sarana untuk bantu melestarikan adat-budaya asli desa tersebut. Lalu, apa yang dijual oleh desa tersebut?

Potensi daya tarik dan keunikan.

Aspek tersebut saya temukan di Desa Buwun Sejati. Berada di lereng sebuah perbukitan subur dengan lanskap hijau cantik menjadi magnet tersendiri bagi Desa Buwun Sejati. Kehidupan yang harmonis antar umat beragama, kekayaan budaya dan yang lain. Bagi orang-orang yang terbiasa dengan kehidupan pedesaan -saya kotakkan pada orang asli desa tersebut- tidak ada yang unik dari desa mereka. Namun berbeda dengan wisatawan yang datang, utamanya mereka yang berasal dari perkotaan. Kehidupan tradisional dapat menjadi sebuah hal mengagumkan.

Menginjakkan kaki di Desa Buwun Sejati tak ayal bangkitkan ingatan saya tentang sebuah desa wisata di kaki Gunung Merapi. Adalah Desa Wonokerto, yang terkenal sebagai produsen salak yang bahkan mampu mengekspor hasil bumi mereka.

Dapat saya katakan Desa Wonokerto di Yogyakarta dan Desa Buwun Sejati ini mirip. Keduanya memiliki warga masyarakat yang sadar akan potensi wisata yang dimiliki oleh desa. Tidak hanya sadar, tapi warga masyarakat juga mau bergerak, dengan semangat bersiap menjadi ujung tombak kegiatan pariwisata desa tersebut. Karenanya, tidak sulit untuk mengedukasi masyarakat desa.

Ada satu hal lagi yang harus sungguh-sungguh diingat, bahwasanya sebuah desa wisata baru idealnya mendapat perhatian lebih dari stakeholder pariwisata. Tujuannya untuk memperkuat brand image sebelum akhirnya mampu berdiri sebagai sebuah desa wisata yang mandiri.

Dan apapun, entah desa wisata Buwun Sejati, Wonokerto maupun desa wisata yang lain. Selalu ingatlah pakem pariwisata: sustainable tourism. Jangan jadikan pariwisata semata sebagai ajang eksploitasi untuk memperkaya diri. Karena pariwisata adalah untuk mensejahterakan, pada masa kini dan nanti.

 

 

1 Comments

Tinggalkan komentar