PANDORA

HADIAH TANPA NAMA PENGIRIM

Mendapat PR pada hari Sabtu dan harus dikumpulkan pada hari Senin jam pertama adalah kenyataan sangat buruk yang merusak hari Minggu Nara. Disaat seharusnya Nara bisa sedikit santai, dia malah harus bangun sangat pagi mendahului semua orang di rumah. Tanpa mandi dan hanya mencuci muka serta gosok gigi Nara langsung duduk di kursi meja belajar. Membuka buku paket matematika yang tebalnya sebelas dua belas dengan buku KUHP kepunyaan Ibu.

Lanjutkan baca “PANDORA”

PANDORA

DUA BELAS TAHUN KEMUDIAN

-AGUSTUS 2007

“Kau membawanya ‘kan?”

Pertanyaan Nara menghentikan langkah terburu-buru Dio. Dio membeku. Bayangan wajah mengerikan Nara kala kesal mulai bekelebat di dalam pikirannya.

Lanjutkan baca “PANDORA”

PANDORA

PROLOGUE

Seorang gadis kecil berumur lima tahun terduduk diam di sudut ruangan rumah barunya. Mata bulatnya bergerak mengikuti pergerakan kedua orang tuanya yang sejak pagi buta tadi sibuk menata rumah. Mereka pindah ke rumah baru itu kemarin malam. Tiba pukul tujuh dan selesai memasukkan semua perabotan pukul sepuluh. Gadis itu tidak ingat pukul berapa tepatnya dia dan kedua orang tuanya tidur. Yang gadis itu ingat, dia tidur di atas sofa ruang tamu sedang kedua orang tuanya tidur di atas tikar lipat.

Lanjutkan baca “PANDORA”