(Novel) PROLOGUE Un-Resolved Love

Di salah satu gerbong kereta, seorang perempuan terlihat tengah menempelkan kepalanya pada kaca jendela. Pandangannya mengedar ke luar, memerhatikan petak-petak sawah yang hanya sekelebatan bayangan. Dalam diam, perempuan itu mencoba menikmati perjalanan ke kota tempatnya tumbuh besar. Sepuluh tahun sudah dia meninggalkan kota itu tanpa pernah kembali.

Ketika orang-orang bahagia karena bisa kembali ke kota tempat mereka menghabiskan separuh lebih hidup mereka, perempuan itu merasakan sebaliknya. Dia tidak bahagia. Kota itu membangkitkan rasa sakitnya. Sudut-sudut sekolahnya, sudut-sudut temaram kota Yogyakarta, semuanya menyimpan kenangannya bersama seorang pria yang mati-matian ingin dia lupakan.

Dulu sekali pria itu sangat mencintainya. Pria itu bertahan di sampingnya tanpa mendapat balasan cinta. Tapi roda kehidupan seseorang di dunia selalu berputar, saat dia mulai mencintai pria itu, pria itu pergi dan tak pernah muncul lagi. Hubungan tanpa status yang mereka jalani berakhir tanpa ada yang mengakhiri.

Perempuan itu meremas ujung undangan reuni yang membawanya kembali ke Yogyakarta. Dia tidak mengharapkan pertemuan mereka. Kalau pun takdirlah yang mempertemukan mereka, dia berharap pria itu sudah tidak mengenalinya. Dia tidak ingin ada pertemuan yang meninggalkan jejak rumit untuk kehidupannya di masa sekarang dan dia tidak ingin kenangan diantara mereka muncul lalu meminta untuk dilanjutkan.

Tinggalkan komentar