(Lombok Folk Story) Putri Mandalika, Sang Putri Nyale

Bicara tentang cerita rakyat, tiap daerah memiliki cerita rakyat yang berkembang dan dipercaya oleh masyarakat setempat. Cerita rakyat sendiri dapat digolongkan sebagai suatu bentuk kearifan lokal yang diturunkan dalam suatu masyarakat atau kelompok. Biasanya cerita rakyat yang berkembang di Indonesia selalu diikuti unsur-unsur di luar nalar yang menciptakan kesan magis.

Salah satu cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Indonesia adalah kisah Putri Mandalika. Dikisahkan, Putri Mandalika adalah seorang putri raja yang memiliki kecantikan paras dan hati. Kecantikan Putri Mandalika membuat banyak pangeran dan pemuda ingin mempersunting. Orang tua Putri Mandalika menyerahkan segala keputusan pada Sang Putri. Putri pun melakukan semedi dan setelahnya meminta seluruh pangeran dan pemuda yang ingin mempersuntingnya untuk berkumpul di suatu tempat yang diyakini sebagai Pantai Seger. Bersama pengawalnya, Putri Mandalika naik ke atas bukit lantas mengucapkan beberapa patah kata. Perkataan Putri Mandalika kurang lebih berisi bahwa Sang Putri tidak ingin ada perpecahan karena jika Putri Mandalika menerima pinangan dari satu orang maka akan terjadi perselisihan dari mereka yang tidak terima. Putri pun kemudian terjun ke laut, jasadnya hilang tak ditemukan. Setelahnya muncul cacing-cacing dari laut yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika dan diberi nama nyale.

Sedikit tentang legenda Putri Mandalika yang dikiskahkan di atas merupakan cerita yang berkembang di masyarakat Pulau Lombok. Menjelang dimulainya festival Bau Nyale, berkisar bulan Februari-Maret biasanya akan diadakan berbagai kegiatan sebagai rangkaian acara menuju puncak Bau Nyale.

tonjeng beru 1
Kepala Desa Martak menjelaskan tentang kisah Putri Mandalika di Tonjeng Beru

Pada Minggu, 14 Januari 2018 bertempat di Desa Mertak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah acara Napak Tilas Sejarah Putri Mandalika dilaksanakan. Acara tersebut merupakan hasil sangkep yang dilakukan oleh Blok Pujut bersama tokoh adat, tokoh masyarakat, Penglinsir Pujut dan Tim Rowot Rontal. Acara Napak Tilas Sejarah Putri Mandalika ini merupakan kegiatan pra-acara puncak event Bau Nyale (Nyale Tunggak) bulan depan mendatang.

tonjeng beru 2
Warga masyrakat, Blok Pujut, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tim Rowot Rontal duduk bersama menapak tilas sejarah Putri Mandalika

Bersama APW Tour saya berkesempatan untuk datang meliput acara Napak Tilas Sejarah Putri Mandalika.

masyarakat sekitar 2
Masyarakat Desa Mertak antusias mengikuti sesi acara di Tonjeng Beru

Acara dihelat meriah dengan antusiasme dari warga lokal, tamu undangan serta media. Acara dimulai dengan berkumpul di Balai Desa Mertak sebelum bertolak menuju Tonjeng Beru.

Tonjeng Beru, sebuah lahan perbukitan yang masuk dalam wilayah administratif Desa Pujut merupakan sebuah lahan bercocok tanam yang subur. Dari puncak Tonjeng Beru, pemandangan indah Teluk Ekas dan Teluk Bumbang begitu memanjakan mata. Di lokasi itulah dipercayai sebagai Tonjeng Beru kerajaan Putri Mandalika pada zaman dahulu kala.

Pada kegiatan tersebut, Bapak H. Bangun selaku putra daerah Desa Mertak menuturkan bahwanya Tonjeng Beru merupakan bagian dari kisah perjalanan Putri Mandalika. Bapak H. Bangun juga menjelaskan sambil menunjuk lokasi-lokasi yang memiliki hubungan dengan kisah Putri Mandalika.

Tokoh Budaya
Tokoh Budaya Drs. HL Agus Fathurrahman

Sejatinya ada berbagai versi cerita mengenai kisah Putri Mandalika yang beredar dan dipercaya masyarakat. Dalam penuturan Bapak Drs HL. Agus Fathurahman, Pembina Rowot Sasak dijelaskan bahwa Putri Mandalika sesungguhnya tidak terjun ke Laut.

Pada dasarnya sang putri moksa atau menghilang tiba-tiba. Beliau mengisahkan bahwa Putri Mandalika bertutur bahwa dirinya milik semua masyarakat dan bagi yang ingin menemuinya diminta hadir menjemput setiap tanggal 20 bulan 10 di laut selatan. Janji inilah yang dipegang teguh oleh masyarakat dan para pelamar untuk beramai-ramai datang menjemput janji sang Mandalika. Hanya saja sang putri tidak kunjung datang dan secara kebetulan keluarlah nyale sejenis cacing laut.

Namun dari berbagai cerita yang tersebar di masyarakat, sejatinya mengerucut pada satu kesimpulan bahwa Putri Mandalika merupakan Putri Nyale. Yang dapat ditemui setiap bulan Februari – Maret setiap tahunnya.

Untuk teman-teman yang berkunjung ke Lombok pada bulan Februari-Maret jangan sampai melewatkan event ini. Saksikan bagaimana masyarakat Lombok berkumpul hanyut dalam euphoria event Bau Nyale.

Tinggalkan komentar